WAKTU... Adakah diantara kita yang tak mengenal waktu??? yupiiiiii!!! kita mengenal waktu. Siapakah diantara kita yang tak punya kenangan dimasa kecil??? semua pasti punya. Senangnya diri ini dikala masih kecil. Bisa bermain tanpa beban akan tanggungjawab, tak perlu kerja nyari harta yang menggunung, tak perlu lagi mikirin tanggungan ini itu lah..hmmm
Sembari menyelami kenangan masa kecil, yuk berbagi kisah... ayoooookkkk ^_^
Permainan jaman doeloe sangatlah populer sebelum teknologi bertamu ke Indonesia. meski buta teknologi, namun anak-anak mampu menggunakan bahan seadanya untuk dijadikan mainan. Dibalik itu semua, permainan tempo dulu memiliki manfaat yang tak kalah dashatnya. Selain melatih fisik dan mental, secara tidak langsung anak dirangsang untuk mengembangkan pola kreativitas, ketangkasan, jiwa kepemimpinan, kecerdasan dan keluasan wawasan melalui permainan tradisional. Yang paling penting lagi adalah semua permainan tradisional bisa dilakukan oleh minimal dua orang bahkan ada juga yang dimainkan oleh anak se-RT. wkwkwkw :D. Ini menimbulkan pola sosial pada anak.
Kepopuleran permainan selalu bersalang seling bagaikan musim. Setelah musim layang-layang, berganti lagi permainan Egrang, kemudian permainan kelereng, berganti lagi ke permainan yang lain. Begitu seterusnya... Kayak musim buah aje.. :D
Ditempatku permainan ini namanya adalah "Mercon Bombong", tak tahu lagi ditempatmu. Nama permainan boleh beda tapi pada dasarnya sama saja.
Mercon Bombong adalah salah satu mainan tempo dulu yang mengadopsi senjata kemiliteran. permainan ini di buat dari bambu yang cukup besar dan tua. kita bisa membuatnya sendiri dikala waktu senggang. permainan ini sangat populer di saat bulan Puasa sampai Idul fitri sebagai puncaknya. tahu sendiri kan, suasana saat Idul Fitri penuh dengan suara petasan??? yah.. begitulah..
cara membuatnya adalah:
1. Potong Bambu sekitar 1-2 meter. (panjang pendek bambu mempengaruhi tekanan gas yang dihasilkan. semakin panjang, semakin menggelegar suaranya)
2. Lubangi bambu kurang lebih 10 cm dari pangkal, diameter lubang sebesar ibu jari (ini tempat memasukkan karbit dan menyulut gas).
3. Lubangi bagian sambungn ruas di antara pangkal nomer 2 dengan ujung bambu menggunakan linggis (alat lain juga boleh)
4. Semua sambungan ruas bagian dalam ini harus terlubangi dengan baik dan hampir rata dengan diameter bambu
Jadi dech....
Cara memainkannya adalah masukkan sedikit karbit ke lubang sebesar ibu jari. arahkan bambu layaknya posisi Bom meriam. Sulut lubang dengan api. BOOOOOOmmmmmmmm....!!!
kakakku yang membuatkannya untukku. permainan ini sangat simpel. hanya butuh ketelatenan berlatih sehingga bisa main seperti para badut di festival bergengsi saat ini.
Lain lagi dengan yang ini
Permainan dakon dikenal sebagai permainan tradisional masyarakat Jawa. Pada masa lalu permainan ini sering dimainkan oleh anak-anak bahkan remaja wanita. Tapi sering juaga aku main dengan saudara laki-laki.
Menurut beberapa pendapat karena permainan ini identik atau berhubungan erat dengan manajemen atau pengelolaan keuangan. Pada masa lalu (bahkan hingga kini) kaum hawa disadari atau tidak berperanan penting dalam pengelolaan keuangan rumah tangga. Dakon dianggap menjadi sarana pelatihan terhadap pengelolaan atau manajemen keuangan tersebut. Untuk kaum adam mungkin permainan semacam ini dianggap terlalu feminine, kurang menantang, tidak memerlukan kegiatan otot dan pengerahan tenaga yang lebih banyak. Jadi, barangkali dianggap terlalu lembut.
Lubang pada papan dakon berjumlah 16 buah. Masing-masing sisi papan dakon terdapat 7 buah lubang dan 2 buah lubang di masing-masing pojokan/ujung papannya. Untuk memainkannya biasanya diperlukan biji-bijian untuk isian lubang-lubangnya. Umumnya dulu aku pake biji kopi, atau kerikil juga bisa. hehehe...
Untuk permainan dakon yang juga dinamakan congklak itu diperlukan 98 buah biji sawo. Masing-masing sisi dakon yang memiliki 7 buah lubang itu diisi 7 buah biji untuk masing-masing lubangnya. Jadi, masing-masing pemain memiliki 49 buah biji kecik yang siap dijalankan. Sedangkan lubang di bagian ujung (pojok) dakon dikosongkan untuk menampung sisa biji ketika permainan dijalankan. Dengan permainan itu kita telah dilatih untuk terampil, cermat, sportif, jujur, adil, tepa selira, dan akrab dengan orang lain (teman).
SEKARANG????
Pada saat sekarang permainan dakon ini boleh dikatakan tidak ada lagi. Anak-anak putri sekarang lebih tertarik bermain boneka Barbie, melihat sinetron, atau bermain PS (Play station). Permainan dakon barangkali dianggap telah kuno, ketinggalan zaman, atau bahkan dianggap udik.
Diwarnet pun mereka sering kali ribut heboh sendiri bahkan bermain hingga merusakkan komputer warnet. ckckckck..
Ditempatku nggak pernah maen mercon bombong. Egrang tau tp ga prnh cba. Kl dakon iya. Trus benteng-bentengan, lompat tali, bekelan, apalagi yaa...banyak. Seru-seru yaa permainan zaman dulu. Sekarang permainan modern mlah ada beberapa efek negatifnya seperti gak bisa bersosialisasi n' gak baek buat ksehatan. hmm... syang sekali kalo permainan zaman dlu hrs punah.
ReplyDeleteJadi inget jaman doeloe kala..aq suka maen Gobag Sodor,Benteng2an,Gasing,Jonjang jongkok,Jonjang Umpet, Egrang, Kasti...wes okeh lah...ada pengembangan kecerdasan disana.
ReplyDeleteSayang sekarang udah gak terdengar lagi...libas sama remote controll, Play Station, Game App..apalagi jaman online....disayangkan!!