Serba Dapur

Tuesday, 19 August 2014

Antara PNS dan Pengusaha
















"Kenapa mesti jadi Pegawai Negeri??

Ada sebuah cerita dari seorang ayah yang tak kepalang pusing memikirkan keluarganya. kenapa?? anak laki-laki sulungya yang diharapkan akan menjadi tumpuan cita-cita sang Ayah, menolak menjadi pengusaha. Namun, anaknya bersikeras untuk tetap menjadi pegawai negari.
Si anak beralasan bahwa pengusaha itu penuh resiko dan melelahkan, sedangkan pegawai negeri itu nyaman, kerja santai namun gaji pasti terjamin begitupun juga kehidupan masa tua.
Sang Ayah marah dengan alasan si anak.
"Ayah tak berpikiran untuk beralasan seperti itu selama Ayah kerja sebagai Pegawai Negeri", terang Ayah pada Si Anak
"Ayah mendedikasikan diri pada negeri meski sering merasa terasingkan di negri sendiri,,, sering merasa tolol seperti kambing congek diantara pemeras rakyat yang sah dimata hukum. Jdi pengusaha itu lebih baik, lebih muliakarena kamu membantu memberi nafkah orang lain,," tambah Sang Ayah.
Si anak diam seribu bahasa dalam perenungannya.

Si Anak dilanda galau yang hebat, hingga membuatnya kabur pergi dari rumah, sampai dua minggu si Anak belum juga kembali.
Sang Ayah mencari kesana kemari. Hingga pada minggu ketiga, Sang Kakek menelepon Sang Ayah bahwa si Anak berada dirumah Sang kakek. Kabar tersebut sedikit mengurangi rasa khawatir Sang Ayah. Esoknya Sang Ayah datang tuk menjemput Si Anak. Sebelum pulang, terjadilah dialog dari hati ke hati antaraSang Ayah dan si Anak.
"Mengapa kamu bersikeras ingin jadi pegawai negeri, nak?
"Di negeri ini jadi pengusaha susah, terlalu banyak birokrasi. Mendingan saya jadi birokratnya saja. Hidup lebih nyaman."
"Kalau kamu memang ingin kerja, mengapa tidak di perusahaan swasta?"
"Bagaimana saya bisa tenang kerja di perusahaan swasta, sementara pemerintahnya saja sering mempersulit pengusaha swasta, kecuali orang-orang yang dekat dengan pemerintahan...?"
Si Anak terus memberikan jawaban-jawaban skeptis.
"baiklah nak,kalau itu menjadi keputusanmu. Sekarang ikutlah denganku!!!"
Lalu Sang Ayah membawa anaknya jalan-jalan memasuki perkampungan. Di perkempungan tersebut, Sang Ayah menunjuk beberapa rumah paling sederhana, yang disekitarnya hampir semuanya berumah sederhana.
Kalau kamu bersikeras ingin jadi pegawai negeri, datangilah kelima rumah itu. Dan mintalah sepuluh ribu rupiah tiap rumah. Bilang bahwa kamu akan mengembalikan uang itu dalam sebulan kemudian.
Si Anak kebingungan dangan perkataan Sang Ayah. Bagaimana tidak, dia menyuruh anaknya untuk meminjam uang sepuluh ribu pada orang yang sedang mengalami kesulitan ekonomi. Si Anak diam tidak melakukan perintah Sang Ayah.
Sang Ayah membanta, "Cepatlah kamu pergi pada mereka nak!!! Bukankah kamu ingin menjadi pegawai negeri?"
Anaknya diam dan mulai berkaca dimatanya
"Yah,,, Bagaimana aku bisa meminjam uang pada mereka, sedangkan mereka masih kesulitan dalam memenuhi kehidupannya sendiri?
Sang Ayah memaksa kembali,"Cepatlah kamu pergi dan pinjamlah uang pada mereka!!!"
Kali ini Si Anak menangis,"Aku tidak bisa ayah... Aku lebih baik bekerja dengan keras dan meneteskan keringat ini darpada harus meminta uang pada mereka.
Sang Ayah berkata dengan lembut, "Anakku.. Negerikita tercinta ini sedang sakit, kalau jadi pegawai negeri hanya dengan alasan bekerja santai dan mendapatkan uang dengan pasti, kamu hanya akan menambah beban negeri ini. Beban rakyat yang hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja mereka kesulitan. Gaji pegawai negeri itu didapat dari rakyat yang miskin ini nak... Lebih baik kamu jadi pengusaha dengan meneteskan keringatmu sendiri untuk menafkahi keluargamu. Walaupun jadi pengusaha kecil sekalipun, itu jauh lebih mulia daripada mengemis uang pada rakyat miskin ini"
Si anak tertegun dan diam dalam perenungannya.

No comments:

Post a Comment

Comments