Serba Dapur

Monday, 3 February 2020

SIKAP MUSLIM TERHADAP BANGUNAN SEJARAH





Indonesia memiliki keberagaman yang luar biasa banyak dan bersifat unik tanpa ada  tandingannya. Keunikan yang beragam ini, tidak lepas dari budaya yang dianut warga pribumi memanglah bervariasi. Mulai dari kosakata bahasa, gaya bahasa, model pakaian, model bangunan rumah dll itu semua sebagai tanda beragamnya budaya di Indonesia yang dicatat oleh sejarah.

Adanya sejarah yang berkembang di Indonesia tercatat oleh adanya bangunan-bangunan sejarah yang sampai saat ini masih terjaga dengan baik. Pengembangan sejarah masih dilakukan dengan didukunnya penemuan-penemuan sisa-sisa puing bangunan tua. Banguanan tua ini sebagian besar berupa candi, candi-candi inilah saksi bisu peradapan sejarah di Indonesia. Nah, warga yang berada disekitar candi-candi ini masih menganut ajaran/ aturan yang berkaitan dengan sejarah candi. 

Aturan atau ajaran yang berkaitan dengan candi-candi tersebut sebagian besar adalah ajaran Hindu-Budha. Tidak sedikit  warga lokal beridentitaskan islam yang masih mengamalkan ajaran pendahulu mereka, ajaran yang biasa dilakukan oleh umat hindu-budha. Hal ini mengacu kearah ajaran islam yang tidak seutuhnya atau adat-adat yang tidak diajarkan oleh ajaran Islam. TIDAK MASALAH jika adat yang dilakukan mengacu kearah kedamaian dan TIDAK MENJURUS kepada SYIRIK. Nah, Hal inilah yang biasanya rancu atau kabur mengenai kesyirikan. 


Hukum syirik dengan alasan apapun, baik itu karena alasan budaya atau apaun jenis lainnya, syirik tetaplah syirik. Kita harus berhati-hati dalam membedakannya, mana yang syirik dan mana yang tidak.

 Ini ditegaskan dalam al-Qur’an surah An- Nisaa ayat 48 :
إِنَّ اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاء وَمَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.(QS. An Nisaa: 48 )
Masyarakat Muslim yang masih mempertahankan budaya tradisi warisan nenek moyang mereka menganggap bahwa melestarikan tradisi budaya bangsa perlu dilakukan karena dianggap mempunyai kearifan lokal, tanpa harus mengkaji ilmu ajaran Islam yang sebenar-benarnya
Perbuatan syirik yang banyak dilakukan oleh sebagian masyarakat Muslim di negeri ini adalah warisan peninggalan nenek moyang yang hidup di zaman kepercayaan animisme, dinamisme dan hindu serta budha. Peninggalan dari nenek moyang tersebut hingga sekarang terus dilestarikan sebagai tradisi budaya meskipun budaya dan tradisi tersebut sangat bertentangan dengan aqidah Islam yang mentauhidkan Allah.
Oleh karenanya sebagai umat muslim, kita harus lebih cermat dalam bertindak dan beradat. Agar kita bisa hidup damai dan aman dengan tetap mengamalkan ajaran Islam dengan benar.

No comments:

Post a Comment

Comments